Minggu, 12 Desember 2010

Debat Suami Istri Mengenai Pilihan Sekolah Anak (Part 2)

Tadinya sempat tenang sejenak setelah menyepakati anak harus masuk I'daad yg dikelola Ustadz Yusuf Mansyur setelah dia tamat SD. Namun dalam silaturrohiim 'Iedhul Fithri kemarin muncul perdebatan baru.

Diawali cerita sepupu suami yg anaknya dipesantrenkan dari kecil. Si anak kelas 2 SD aja sudah hafal 2 juz& SUBHANALLAH, rezeki orang tuanya pun jadi berlimpah dengan rahmat ALLAH SWT. Suami bilang hal itu jadi contoh, bahwa ALLAH SWT pasti meberi berbagai kemudahan kalau kita menempatkan anak kita di jalan ALLAH. Cuma sebagai ibu, jok saya ga tega ya, jauh dari anak yg masih SD pula.

Mulailah saya bergerilya mencari SD yg bisa memenuhi kriteria kami berdua tanpa anak harus dipesantrenkan dari SD. Ketemulah sebuah SD, yg 1 kelas 2 guru, menerapkan pendidikan berdasarkan masa tumbuh kembang anak, tiap tahun anak hafal 1 juz, dan di kelas 5 SD bisa bikin paper dalam bahasa ARAB'dan hafal minimal 100 hadist termasuk 40 hadits Arbain (betul ga ya nulisnya?).

ALhamdulillah, ternyata di suatu semiar pendidkan anak ,saya ketemu orang tua yg menyekolahkan anaknya di SDIT yg lagi saya cari infonya. Dan positif, guru-gurunya persuasif dan suasana belajar katanya menyenangkan. Suami pun kali ini setuju apalagi lokasinya ga jauh dari kantor saya. ALHAMDULILLAH, satu masalah disepakati solusinya, tinggal mulai berinvestasi untuk pembiyaannya. Untuk pemilihan investasi muncul debat baru, yg InsyaALLAH, ada solusinya:)

Debat suami istri mengenai pilihan sekolah anak

Memang anak kami masih kecil. 2 tahun awal tahun depan, namun perdebatan kamu selaku orang tua terhadap pilihan sekolah sudah dimulai dari usianya 1 tahun. Perdebatan dipicu karena keinginan berbeda (yg juga dipicu latar belakang berbeda jauh). Suami inginnya anak di sekolah umum aja,yg pakai BOS, SMP baru dipesantrenkan. Sedang saya yg dari kecil sampai kuliah, ALHAMDULILLAH, selalu di sekolah negeri favorit, ngotot anak mengikuti jejak saya.

Lalu suami bilang,"Kita tetap harus orientasi pendidikan untuk bekal akhirat, karena dia nanti yg akan'mendoakan kita kalau kita sudah meninggal." Jadi malah suami ingin anak ke sekolah berbasis agama atau ke pesantren. Mungkin mengingat saya juga bukan seorang ibu yg bisa menjadi madrasah yg baik bagi anak. Masalah tidak absen pengajian,baca Al Qur'an tiap hari termasuk dengan tadjwid yg benar saja saya masih harus diabsen suami secara rutin.

Kembali ke masalah perdebatan,saya juga ga kalah ngotot. Membandingkan dengan seorang keponakan dan saudara suami yg sekolah di SD dekat rumah,yg menurut saya yg membantu mengerjakan PR mereka, kok ya jauh banget dibandinkan standar kemampuan calistung di SD tempat saya dulu menuntut ilmu. Akhirnya suami mencari jalan tengah,OK ke sekolah pilihan saya tapi setelah itu harus ikut program I'daad dari Ustadz Yusuf Mansyur. Cerita dilanjutkan lagi nanti karena harus dipotong urus anak

Rabu, 17 November 2010

Awal Perkenalan dengan MP(Part 2)

Ok cerita dilanjutkan lagi. Jadi selama hampir 2 tahun lebih, MP saya kosong. Penambahan daftar contact benar2 terbatas hanya untuk cari vendor pernikahan&vendor belanja online ataupun paling jauh teman2 yg waktu pernikahan dekat dengan saya (ini juga dalam rangka studi banding persiapan nikah). Setelah hamil dan punya anak, status MP untuk cari info belanja bagi saya makin penting, apalagi saya termasuk orang yang ga suka jalan ke mall hanya untuk yg namanya shopping kalau ga perlu2 amat. Dan semua itu berubah ketika sahabat saya mau VBAC. Saat itu saya lumayan aktif google sana sini cari infi DSOG yang mau VBAC. Inilah awal perkenalan saya dengan Mba Nia Kurnia & Mba Ira Prajuritkecil. Bahkan saya mulai menggemari belanja kue & pasta Mba Ira. Ketika saya hamil lagi (walau keguguran) saya dapat info DSOG pro normal dari Mba Sinta Rosita. Ketika berusaha jadi orang tua yang RUM (Rational in Using Medicine), saya berkenalan dengan Mba Ratih bunda Neng Aya. Dan babak baru saya mulai nulis di blog agak rutin adalah setelah ketemu Esti Handayani, teman lama yg pernah satu kantor. Karena mulai sering buka MP, saya baru sadar kalau ternyata Nataya& Dian Mardi sering posting tulisan bagus. Dari blog mereka saya jadi mulai menjelajah blog teman2 mereka (Uni Dian Onassis,Mba Nita Chandra, Mba Shanti,dll ) yg juga sangat bagus dan hebat dalam menulis, asli dech saya kagum. Dan saya makin jatuh cinta dengan MP setelah lewat MP pula saya berkenalan dengan IUA Islam yang Sejuk dan beberapa teman lain yang membuat saya juga bisa menikmati keindahan ruhani yang terisi dengan ajaran Diin yg saya yakini. Dunia maya MP memang lengkap, I love you, MP:)

Selasa, 16 November 2010

Awal Perkenalan dengan MP (Part 1)

Awal perkenalan dengan yang namanya nge-blog dengan MP adalah bebar-benar karena paksaan seorang Nataya, seorang sahabat baik yang saat itu boleh dikata kami lagi bergandengan tangan melawati suatu fase berat di kehidupan. Suatu sore Nat, begitu sapaan saya padanya, sedikit *memaksa* saya untu duduk. "Dith,Nat buatin MP ya." Ia tersenyum sambil jemarinya asyik menari di atas laptop. Nataya yang memilih theme awal dan yang memasukkan beberapa foto jepretannya ke MP baruku yang dibuatnya termasuk untuk foto ID MP-ku. Karena bukan termasuk orang yg gemar menulis diary ditambah ke-gaptekkanku, MP itu sempat kosong melompong beberapa lama bahkan contact awal hanya 1 yaitu Nataya (hahaha). Dalam persiapan pernikahan,bertambah contact-ku,yaitu teman2 persiapan nikah. Dan setelah anak lahir, terasa benar manfaat MP untuk belanja online apalagi saat saya menggemari GAP Pajamas. (Cerita akan dilanjutkan di part 2 termasuk manfaat MP untuk cari info VBAC dan parenting,juga blogwalking ke site-nya para penulis)

Sabtu, 06 November 2010

Belajar Berhijab

Ini cerita di awal saya mengenal istilah hijab di masa SMA sekitar 20 tahun lalu (hehehe ketahuan dech sudah tua), Sebagai remaja yang "cukup jauh" dari agama, saya ga ngerti yang namanya Rohis dan untuk apa Rohis. Waktu itu saya pikir cuma kegiatan belajar mengaji dan ga butuh lah hal itu,toch saya bisa baca Al Qur'an walo ga bertajwid sama sekali. Sholat pun masih bolong2 kala itu. Agama tak lebih hanya buat status di KTP. Saat itu saya lebih memilih ikut ekskul silat, ini untuk jaga diri aja karena tiap hari naik turun bus ke sekolah. Latihan diadakan tiap Rabu&Sabtu sore dan pastilah butuh waktu 1/2 jam untuk istirahat sholat Maghrib. Pada saat yang sama ekskul lain yaitu taekwondo juga istirahat. Dan disana ada cowo terganteng di sekolahku,anak Panglima Abri masa itu. Nah sebelum wudhu dan sholat, saya dan seorang teman perempuan,sepakat melakukan aksi membuka hijab (tirai panjang) yang memisahkan tempat sholat Ikhwan dan Akhwat. Kami bilang,"Nutup-nutupin aja dari pemandangan bagus (cowo terganteng yg sedang sholat saat itu)." Tindakan yang gubraks dan sangat konyol kalo saya pikir sekarang. Dan langsung saat itu juga kami disemprot omelan oleh senior2 pengasuh rohis. Dan ups kami malah ngotot membantah ga mau nutup dan membiarkan mereka yg nutup kalo mereka mau nutup lagi. Cengengesan dan tanpa rasa bersalah sedikit pun. Namun kejadian itu membuat saya melihat kegiatan rohis yg berlangsung saat itu. Dan hmm mulai tertarik bahkan sampai kuliah. Ternyata banyak hal yg saya tidak ketahui tentang agama saya. Mungkin saya tipe orang yang mesti "diomelin " dulu ya baru sadar. Ah cowo ganteng, dikau membuat saya melek tentang hijab.

Minggu, 08 Agustus 2010

Hati Seluas Samudra

Menjelang memasuki bulan Ramadhan, saya merasa masih harus belajar banyak untuk memaafkan. Dan buat saya, guru yg dekat dan bisa menjadi contoh adalah Papa saya. Terlahir sebagai "darah ndalem" dan benar2 dilahirkan di keraton, tidaklah membuat hidupnya mudah. Perceraian kedua orang tuanya, membuat ia&adiknya semata wayang dibuang ke tengah sawah dekat rumah seorang abdi dalem. Ini agar mempermulus pernikahan kembali Eyang Kakung dengan seorang putri bangsawan. Eyang putri pun menikah kembali dengan seorang tentara. Papa kemudian terpisah dari adiknya. Ia hidup dari 1 keluarga&berpindah ke keluarga lain, hanya agar bisa disekolahkan. Tak heran, meskipun seorang lelaki, Papa jadi ahli masak, cuci, dan membersihkan rumah. Kehidupan memaksa ia mencari uang sendiri untuk membiayai hidupnya. Kelembutan&kasih sayang ALLAH SWT yg memperbaiki hidupnya. Setamat SMP ,ia merantau ke Jakarta. Mencari kerja kantoran agar bisa sekolah di SMA. Ijazah SMP membuat tolakan menjadi santapan harian. Siapa nyana, kebiasaannya untuk menolong seorang nenek yg menjadi tetangganya, membacakan surat dari keluarga (karena si nenek tidak bisa membaca) dan tiap malam Jum'at dzikir Al Fatihah 1000x ditemani lilin( masih susah listrik), berbuah sangat manis. Berbulan2 kegiatan tersebut dilakukannya hanya karena kasihan pada si nenek tetangganya tersebut. Sampai suatu hari, ia dipanggil untuk diperkenalkan dengan salah 1 keponakan si nenek. Bapak tersebut menyuruhnya untuk datang ke kantor si Bapak, di suatu BUMN ternama, keesokan harinya untuk melamar kerja. Dengan membawa ijazah SMP, Papa datang ke kantor tersebut untuk tes kerja. Sesampainya di kantor tujuan. Bukan tes kerja yg dihadapi, melainkan ia langsung diterima jadi staff tanpa tes apapun juga. Gajinya tiap bulan mengantarnya ke SMA, bahkan bisa kuliah di UI. Kehidupan&jabatannya terus menanjak sampai ia pensiun. Dendamkah Papa pada kedua orang tuanya yg telah mebuangnya? Tidak sama sekali. Di masa Eyang Kakung tua, Papa mengunjunginya seminggu sekali, membawakan makanan, uang& mengajak berlibur, sampai Eyang Kakung wafat. Dan sekarang, Eyang Putri sudah beberapa tahun di rumah kami. Di saat Eyang berumur diatas 90 tahun, Papa dengan telaten merawatnya, membantu memandikan, membuat makan, menyuapi dan lain sebagainya. Melihat hal ini saya tidak habis pikir, ya mungkin karena hati saya belum selembut Papa. Perjuangan melembutkan hati dan memaafkan memang masih harus saya tekuni. Papa... bagiku hatimu seluas samudera. (Maaf kalau tidak enak dibaca, karena ditulis dari mobile phone mungil).

Hati Seluas Samudra

Menjelang memasuki bulan Ramadhan, saya merasa masih harus belajar banyak untuk memaafkan. Dan buat saya, guru yg dekat dan bisa menjadi contoh adalah Papa saya. Terlahir sebagai "darah ndalem" dan benar2 dilahirkan di keraton, tidaklah membuat hidupnya mudah. Perceraian kedua orang tuanya, membuat ia&adiknya semata wayang dibuang ke tengah sawah dekat rumah seorang abdi dalem. Ini agar mempermulus pernikahan kembali Eyang Kakung dengan seorang putri bangsawan. Eyang putri pun menikah kembali dengan seorang tentara. Papa kemudian terpisah dari adiknya. Ia hidup dari 1 keluarga&berpindah ke keluarga lain, hanya agar bisa disekolahkan. Tak heran, meskipun seorang lelaki, Papa jadi ahli masak, cuci, dan membersihkan rumah. Kehidupan memaksa ia mencari uang sendiri untuk membiayai hidupnya. Kelembutan&kasih sayang ALLAH SWT yg memperbaiki hidupnya. Setamat SMP ,ia merantau ke Jakarta. Mencari kerja kantoran agar bisa sekolah di SMA. Ijazah SMP membuat tolakan menjadi santapan harian. Siapa nyana, kebiasaannya untuk menolong seorang nenek yg menjadi tetangganya, membacakan surat dari keluarga (karena si nenek tidak bisa membaca) dan tiap malam Jum'at dzikir Al Fatihah 1000x ditemani lilin( masih susah listrik), berbuah sangat manis. Berbulan2 kegiatan tersebut dilakukannya hanya karena kasihan pada si nenek tetangganya tersebut. Sampai suatu hari, ia dipanggil untuk diperkenalkan dengan salah 1 keponakan si nenek. Bapak tersebut menyuruhnya untuk datang ke kantor si Bapak, di suatu BUMN ternama, keesokan harinya untuk melamar kerja. Dengan membawa ijazah SMP, Papa datang ke kantor tersebut untuk tes kerja. Sesampainya di kantor tujuan. Bukan tes kerja yg dihadapi, melainkan ia langsung diterima jadi staff tanpa tes apapun juga. Gajinya tiap bulan mengantarnya ke SMA, bahkan bisa kuliah di UI. Kehidupan&jabatannya terus menanjak sampai ia pensiun. Dendamkah Papa pada kedua orang tuanya yg telah mebuangnya? Tidak sama sekali. Di masa Eyang Kakung tua, Papa mengunjunginya seminggu sekali, membawakan makanan, uang& mengajak berlibur, sampai Eyang Kakung wafat. Dan sekarang, Eyang Putri sudah beberapa tahun di rumah kami. Di saat Eyang berumur diatas 90 tahun, Papa dengan telaten merawatnya, membantu memandikan, membuat makan, menyuapi dan lain sebagainya. Melihat hal ini saya tidak habis pikir, ya mungkin karena hati saya belum selembut Papa. Perjuangan melembutkan hati dan memaafkan memang masih harus saya tekuni. Papa... bagiku hatimu seluas samudera. (Maaf kalau tidak enak dibaca, karena ditulis dari mobile phone mungil).

Senin, 10 Mei 2010

Berbuat untuk Perbaikan.

Seperti biasanya tulisan ini kurang nyaman dibaca karena ditulis dengan HP "biasa". Tulisan tentang kekagumanku pada seorang teman lama, yg baru saja dipertemukan kembali oleh ALLAH SWT. Dia seorang muslimah berjilbab yg menjadi salah satu pimpinan di perusahaan asing terkenal. Sosoknya sangat sederhana&ramah. Dan membuat saya kagum adalah kebaikan hatinya. Ia rela mengajarkan GMAT gratis orang-orang yg baru dikenalnya di dunia maya agar semakin banyak orang bisa memperoleh beasiswa LN. Kiprah terbarunya adalah mendirikan PG&TK idealis yg terjangkau. Saya sebut idealis karena PG&TK ini ingin didirikan lengkap,bermutu dengan merekrut tenaga pengajar berpengalaman&berprestasi. Apa ia ingin memperoleh keuntungan pribadi? Saya hitung2 tidak. Semua hasil uang sekolah&jemputan hanya cukup untuk membayar tenaga bermutu,biaya sewa,biaya bensin&penyediaan fasilitas. Permainan dari yg tradisional sampai modern,kolam renang, sekolah alam yg apik, kolam ikan,berbagai alat musik bahkan para psikolog dan ahli pendidikan dini yg akan menjadi konsultan bagi orang tua murid. Tiap orang tua bahkan sebulan sekali ada kelas khusus agar dapat menerapkan kembali di rumah,metode pengajaran di sekolah. Berapa uang sekolah yg dikutipnya? Yg jelas terjangkau tidak semahal yg terbayang di benak orang2 yg pertama kali mendengar proyek idealis ini. Artinya ia harus nombok dari gaji yg dia peroleh sebagai salah satu pimpinan perusahaan asing terkemuka. Untuk apa ia lakukan semua ini? Sambil tersenyum dia berkata," Agar bisa ikut berpartisipasi menciptakan generasi penerus yg berakhlaq mulia, cerdas dan mandiri. Aku juga ingin memberikan pendidikan yg terjangkau" Kawanku, sungguh mulia cita2mu, dan semoga semakin banyak orang berhati tulus sepertimu.

Kamis, 25 Februari 2010

Tempat kursus Bahasa Jawa

Teman2 MP, Mohon informasi tempat kursus Bahasa Jawa Kromo Inggil / Ngoko di Jakarta. Please inform ya? Thanks a lot before hands:)

Kamis, 14 Januari 2010

Happy Birthday Anakku

Hari ini genap setahun umur anakku. Banyak hal yg mungkin membuat saya tidak bisa memberi yg terbaik. Proses kelahiranmu secara SC karena ketuban keburu hijau&gagal mewujudkan proses IMD krn Bundamu harus segera menjalani pengangkatan 2 kista di ovarium adalah belum seberapa.Baby blues yg Bunda alami membuat Bunda sempat sangat stress dengan tangismu bahkan dengan senyumu.ALHAMDULILLAH,hal tsb tidak lebih dari 2 minggu. ALHAMDULILLAH,itu yg Bunda ucapkan karena engkau tumbuh menjadi anak ceria, lincah, aktif, cerdas dan ramah. Permata hatiku, Ary, Selamat Ulang Tahun. Semoga ALLAH SWT memanjangkan umurmu dengan penuh keberkahan.

Jumat, 08 Januari 2010

(ART) Pengalaman Super Pahit

Tulisan berikut merupakan asli pengalaman pribadi saya di masa kecil. Pengalaman ini saya bagi semata mata agar para ibu menjadi lebih berhati-hati dalam memilih ART. Antara umur 2,5- 5,5 thn saya diasuh oleh seorang ART yg sangat kejam. Kedua orang tua saya yg super sibuk (Mama seorang auditor & Papa penerbang) tidak mengetahui apa yg saya alami sehari2. Layaknya anak balita, saya sering melakukan Gerakan Tutup Mulut dikala waktu makan.Dan jika ini terjadi maka si ART dengan kasar akan menjejali kain pel ke dalam mulut saya. Jika saya ngemut makanan, maka tamparan di pipi akan saya terima sebagai konsekwensinya. Dan dengan tekanan2 kekejamannya, saya tumbuh menjadi anak penakut, super pemalu dan rendah diri. Yang saya ingat setelah umur 5 tahun, saya suka kabur sembunyi darinya. Akhirnya ada beberapa orang tetangga yg melihat kekejamannya dan mengadukan ke Mama. Dan wajar akhirnya dia dipecat setelah 3 tahun bekerja di keluarga kami. Namun KDRT yg saya alami belum beranjak jauh. Tak lama kemudian, Mama mempekerjakan seorang Baby Sitter untuk mengasuh adik saya yg masih bayi. BS adik dari seorang tetangga di kompleks kami. Dan sang kakak mengatakan dia ada sedikit gangguan emosional. Sang BS sangat gemar menjelek-jelekkan saya ke para tetangga. Hinaan kuno, bodoh, payah adalah santapan sehari-hari yg saya terima darinya. Alhasil saya menjadi semakin penakut&rendah diri (walaupun sang BS akhirnya juga dipecat karena semakin "aneh"). Yudith kecil selalu meyakini bahwa dirinya adalah anak bodoh. Bahkan walau test IQ semasa TK menunjukkan skor 142, tapi saya tetap percaya saya super bodoh. Ketika kelas 1 SD saya sangat kaget dinyatakan masuk ranking 3 besar. Ketika para ibu teman-teman menyalami, si yudith kecil benar2 tidak bisa mempercayai hal ini. Namun kejadian tersebut membuat saya mulai memupuk rasa percaya diri. Sungguh sangatlah tidak mudah dan perlu waktu lama. Bisa dikatakan, rasa percaya diri saya baru benar-benar pulih setelah saya menginjak bangku SMP. Semoga cerita ini bisa membuat para orang tua lebih berhati-hati dalam memilih ART/BS/Pengasuh para putra&putrinya:)

(ART) Pengalaman Super Pahit

Tulisan berikut merupakan asli pengalaman pribadi saya di masa kecil. Pengalaman ini saya bagi semata mata agar para ibu menjadi lebih berhati-hati dalam memilih ART. Antara umur 2,5- 5,5 thn saya diasuh oleh seorang ART yg sangat kejam. Kedua orang tua saya yg super sibuk (Mama seorang auditor & Papa penerbang) tidak mengetahui apa yg saya alami sehari2. Layaknya anak balita, saya sering melakukan Gerakan Tutup Mulut dikala waktu makan.Dan jika ini terjadi maka si ART dengan kasar akan menjejali kain pel ke dalam mulut saya. Jika saya ngemut makanan, maka tamparan di pipi akan saya terima sebagai konsekwensinya. Dan dengan tekanan2 kekejamannya, saya tumbuh menjadi anak penakut, super pemalu dan rendah diri. Yang saya ingat setelah umur 5 tahun, saya suka kabur sembunyi darinya. Akhirnya ada beberapa orang tetangga yg melihat kekejamannya dan mengadukan ke Mama. Dan wajar akhirnya dia dipecat setelah 3 tahun bekerja di keluarga kami. Namun KDRT yg saya alami belum beranjak jauh. Tak lama kemudian, Mama mempekerjakan seorang Baby Sitter untuk mengasuh adik saya yg masih bayi. BS adik dari seorang tetangga di kompleks kami. Dan sang kakak mengatakan dia ada sedikit gangguan emosional. Sang BS sangat gemar menjelek-jelekkan saya ke para tetangga. Hinaan kuno, bodoh, payah adalah santapan sehari-hari yg saya terima darinya. Alhasil saya menjadi semakin penakut&rendah diri (walaupun sang BS akhirnya juga dipecat karena semakin "aneh"). Yudith kecil selalu meyakini bahwa dirinya adalah anak bodoh. Bahkan walau test IQ semasa TK menunjukkan skor 142, tapi saya tetap percaya saya super bodoh. Ketika kelas 1 SD saya sangat kaget dinyatakan masuk ranking 3 besar. Ketika para ibu teman-teman menyalami, si yudith kecil benar2 tidak bisa mempercayai hal ini. Namun kejadian tersebut membuat saya mulai memupuk rasa percaya diri. Sungguh sangatlah tidak mudah dan perlu waktu lama. Bisa dikatakan, rasa percaya diri saya baru benar-benar pulih setelah saya menginjak bangku SMP. Semoga cerita ini bisa membuat para orang tua lebih berhati-hati dalam memilih ART/BS/Pengasuh para putra&putrinya:)

(ART) Pengalaman Super Pahit

Tulisan berikut merupakan asli pengalaman pribadi saya di masa kecil. Pengalaman ini saya bagi semata mata agar para ibu menjadi lebih berhati-hati dalam memilih ART. Antara umur 2,5- 5,5 thn saya diasuh oleh seorang ART yg sangat kejam. Kedua orang tua saya yg super sibuk (Mama seorang auditor & Papa penerbang) tidak mengetahui apa yg saya alami sehari2. Layaknya anak balita, saya sering melakukan Gerakan Tutup Mulut dikala waktu makan.Dan jika ini terjadi maka si ART dengan kasar akan menjejali kain pel ke dalam mulut saya. Jika saya ngemut makanan, maka tamparan di pipi akan saya terima sebagai konsekwensinya. Dan dengan tekanan2 kekejamannya, saya tumbuh menjadi anak penakut, super pemalu dan rendah diri. Yang saya ingat setelah umur 5 tahun, saya suka kabur sembunyi darinya. Akhirnya ada beberapa orang tetangga yg melihat kekejamannya dan mengadukan ke Mama. Dan wajar akhirnya dia dipecat setelah 3 tahun bekerja di keluarga kami. Namun KDRT yg saya alami belum beranjak jauh. Tak lama kemudian, Mama mempekerjakan seorang Baby Sitter untuk mengasuh adik saya yg masih bayi. BS adik dari seorang tetangga di kompleks kami. Dan sang kakak mengatakan dia ada sedikit gangguan emosional. Sang BS sangat gemar menjelek-jelekkan saya ke para tetangga. Hinaan kuno, bodoh, payah adalah santapan sehari-hari yg saya terima darinya. Alhasil saya menjadi semakin penakut&rendah diri (walaupun sang BS akhirnya juga dipecat karena semakin "aneh"). Yudith kecil selalu meyakini bahwa dirinya adalah anak bodoh. Bahkan walau test IQ semasa TK menunjukkan skor 142, tapi saya tetap percaya saya super bodoh. Ketika kelas 1 SD saya sangat kaget dinyatakan masuk ranking 3 besar. Ketika para ibu teman-teman menyalami, si yudith kecil benar2 tidak bisa mempercayai hal ini. Namun kejadian tersebut membuat saya mulai memupuk rasa percaya diri. Sungguh sangatlah tidak mudah dan perlu waktu lama. Bisa dikatakan, rasa percaya diri saya baru benar-benar pulih setelah saya menginjak bangku SMP. Semoga cerita ini bisa membuat para orang tua lebih berhati-hati dalam memilih ART/BS/Pengasuh para putra&putrinya:)

Kamis, 07 Januari 2010

Keajaiban

Untuk menghibur hati dan melepas lelah setelah persiapan mengajar,mengajar&bimbingan,saya membaca majalah. Di suatu majalah yg saya baca, saya sangat tersentuh dgn suatu artikel curhat seorang perempuan yg behasil haid&hamil kembali. Cerita ini menjadi luar biasa di mata saya,karena perempuan tersebut telah menjalani operasi pengangkatan ovarium&rahim. SUBHANALLAH:) Perempuan tsb tidak pernah berprasangka buruk&sangat pasrah pd ALLAH SWT,sewaktu dokter memvonis ovarium&rahimnya harus diangkat. Ketaqwa-an dan prasangka baiknya pd ALLAH SWT,diganjar dgn tumbuh kembalinya ovarium&rahimnya,dan ia pun bisa hamil.Dokter yg menangani pun kaget. Hmm,apa sich yg ga mungkin bagi ALLAH SWT...Membaca kisah ini saya jadi bersemangat kembali setelah sebelumnya sempat divonis seorang DSOG tentg keterbatasan kondisi saya untuk bisa hamil lagi. Kun Fayakun. AMIIN.