Kamis, 14 Januari 2010

Happy Birthday Anakku

Hari ini genap setahun umur anakku. Banyak hal yg mungkin membuat saya tidak bisa memberi yg terbaik. Proses kelahiranmu secara SC karena ketuban keburu hijau&gagal mewujudkan proses IMD krn Bundamu harus segera menjalani pengangkatan 2 kista di ovarium adalah belum seberapa.Baby blues yg Bunda alami membuat Bunda sempat sangat stress dengan tangismu bahkan dengan senyumu.ALHAMDULILLAH,hal tsb tidak lebih dari 2 minggu. ALHAMDULILLAH,itu yg Bunda ucapkan karena engkau tumbuh menjadi anak ceria, lincah, aktif, cerdas dan ramah. Permata hatiku, Ary, Selamat Ulang Tahun. Semoga ALLAH SWT memanjangkan umurmu dengan penuh keberkahan.

Jumat, 08 Januari 2010

(ART) Pengalaman Super Pahit

Tulisan berikut merupakan asli pengalaman pribadi saya di masa kecil. Pengalaman ini saya bagi semata mata agar para ibu menjadi lebih berhati-hati dalam memilih ART. Antara umur 2,5- 5,5 thn saya diasuh oleh seorang ART yg sangat kejam. Kedua orang tua saya yg super sibuk (Mama seorang auditor & Papa penerbang) tidak mengetahui apa yg saya alami sehari2. Layaknya anak balita, saya sering melakukan Gerakan Tutup Mulut dikala waktu makan.Dan jika ini terjadi maka si ART dengan kasar akan menjejali kain pel ke dalam mulut saya. Jika saya ngemut makanan, maka tamparan di pipi akan saya terima sebagai konsekwensinya. Dan dengan tekanan2 kekejamannya, saya tumbuh menjadi anak penakut, super pemalu dan rendah diri. Yang saya ingat setelah umur 5 tahun, saya suka kabur sembunyi darinya. Akhirnya ada beberapa orang tetangga yg melihat kekejamannya dan mengadukan ke Mama. Dan wajar akhirnya dia dipecat setelah 3 tahun bekerja di keluarga kami. Namun KDRT yg saya alami belum beranjak jauh. Tak lama kemudian, Mama mempekerjakan seorang Baby Sitter untuk mengasuh adik saya yg masih bayi. BS adik dari seorang tetangga di kompleks kami. Dan sang kakak mengatakan dia ada sedikit gangguan emosional. Sang BS sangat gemar menjelek-jelekkan saya ke para tetangga. Hinaan kuno, bodoh, payah adalah santapan sehari-hari yg saya terima darinya. Alhasil saya menjadi semakin penakut&rendah diri (walaupun sang BS akhirnya juga dipecat karena semakin "aneh"). Yudith kecil selalu meyakini bahwa dirinya adalah anak bodoh. Bahkan walau test IQ semasa TK menunjukkan skor 142, tapi saya tetap percaya saya super bodoh. Ketika kelas 1 SD saya sangat kaget dinyatakan masuk ranking 3 besar. Ketika para ibu teman-teman menyalami, si yudith kecil benar2 tidak bisa mempercayai hal ini. Namun kejadian tersebut membuat saya mulai memupuk rasa percaya diri. Sungguh sangatlah tidak mudah dan perlu waktu lama. Bisa dikatakan, rasa percaya diri saya baru benar-benar pulih setelah saya menginjak bangku SMP. Semoga cerita ini bisa membuat para orang tua lebih berhati-hati dalam memilih ART/BS/Pengasuh para putra&putrinya:)

(ART) Pengalaman Super Pahit

Tulisan berikut merupakan asli pengalaman pribadi saya di masa kecil. Pengalaman ini saya bagi semata mata agar para ibu menjadi lebih berhati-hati dalam memilih ART. Antara umur 2,5- 5,5 thn saya diasuh oleh seorang ART yg sangat kejam. Kedua orang tua saya yg super sibuk (Mama seorang auditor & Papa penerbang) tidak mengetahui apa yg saya alami sehari2. Layaknya anak balita, saya sering melakukan Gerakan Tutup Mulut dikala waktu makan.Dan jika ini terjadi maka si ART dengan kasar akan menjejali kain pel ke dalam mulut saya. Jika saya ngemut makanan, maka tamparan di pipi akan saya terima sebagai konsekwensinya. Dan dengan tekanan2 kekejamannya, saya tumbuh menjadi anak penakut, super pemalu dan rendah diri. Yang saya ingat setelah umur 5 tahun, saya suka kabur sembunyi darinya. Akhirnya ada beberapa orang tetangga yg melihat kekejamannya dan mengadukan ke Mama. Dan wajar akhirnya dia dipecat setelah 3 tahun bekerja di keluarga kami. Namun KDRT yg saya alami belum beranjak jauh. Tak lama kemudian, Mama mempekerjakan seorang Baby Sitter untuk mengasuh adik saya yg masih bayi. BS adik dari seorang tetangga di kompleks kami. Dan sang kakak mengatakan dia ada sedikit gangguan emosional. Sang BS sangat gemar menjelek-jelekkan saya ke para tetangga. Hinaan kuno, bodoh, payah adalah santapan sehari-hari yg saya terima darinya. Alhasil saya menjadi semakin penakut&rendah diri (walaupun sang BS akhirnya juga dipecat karena semakin "aneh"). Yudith kecil selalu meyakini bahwa dirinya adalah anak bodoh. Bahkan walau test IQ semasa TK menunjukkan skor 142, tapi saya tetap percaya saya super bodoh. Ketika kelas 1 SD saya sangat kaget dinyatakan masuk ranking 3 besar. Ketika para ibu teman-teman menyalami, si yudith kecil benar2 tidak bisa mempercayai hal ini. Namun kejadian tersebut membuat saya mulai memupuk rasa percaya diri. Sungguh sangatlah tidak mudah dan perlu waktu lama. Bisa dikatakan, rasa percaya diri saya baru benar-benar pulih setelah saya menginjak bangku SMP. Semoga cerita ini bisa membuat para orang tua lebih berhati-hati dalam memilih ART/BS/Pengasuh para putra&putrinya:)

(ART) Pengalaman Super Pahit

Tulisan berikut merupakan asli pengalaman pribadi saya di masa kecil. Pengalaman ini saya bagi semata mata agar para ibu menjadi lebih berhati-hati dalam memilih ART. Antara umur 2,5- 5,5 thn saya diasuh oleh seorang ART yg sangat kejam. Kedua orang tua saya yg super sibuk (Mama seorang auditor & Papa penerbang) tidak mengetahui apa yg saya alami sehari2. Layaknya anak balita, saya sering melakukan Gerakan Tutup Mulut dikala waktu makan.Dan jika ini terjadi maka si ART dengan kasar akan menjejali kain pel ke dalam mulut saya. Jika saya ngemut makanan, maka tamparan di pipi akan saya terima sebagai konsekwensinya. Dan dengan tekanan2 kekejamannya, saya tumbuh menjadi anak penakut, super pemalu dan rendah diri. Yang saya ingat setelah umur 5 tahun, saya suka kabur sembunyi darinya. Akhirnya ada beberapa orang tetangga yg melihat kekejamannya dan mengadukan ke Mama. Dan wajar akhirnya dia dipecat setelah 3 tahun bekerja di keluarga kami. Namun KDRT yg saya alami belum beranjak jauh. Tak lama kemudian, Mama mempekerjakan seorang Baby Sitter untuk mengasuh adik saya yg masih bayi. BS adik dari seorang tetangga di kompleks kami. Dan sang kakak mengatakan dia ada sedikit gangguan emosional. Sang BS sangat gemar menjelek-jelekkan saya ke para tetangga. Hinaan kuno, bodoh, payah adalah santapan sehari-hari yg saya terima darinya. Alhasil saya menjadi semakin penakut&rendah diri (walaupun sang BS akhirnya juga dipecat karena semakin "aneh"). Yudith kecil selalu meyakini bahwa dirinya adalah anak bodoh. Bahkan walau test IQ semasa TK menunjukkan skor 142, tapi saya tetap percaya saya super bodoh. Ketika kelas 1 SD saya sangat kaget dinyatakan masuk ranking 3 besar. Ketika para ibu teman-teman menyalami, si yudith kecil benar2 tidak bisa mempercayai hal ini. Namun kejadian tersebut membuat saya mulai memupuk rasa percaya diri. Sungguh sangatlah tidak mudah dan perlu waktu lama. Bisa dikatakan, rasa percaya diri saya baru benar-benar pulih setelah saya menginjak bangku SMP. Semoga cerita ini bisa membuat para orang tua lebih berhati-hati dalam memilih ART/BS/Pengasuh para putra&putrinya:)

Kamis, 07 Januari 2010

Keajaiban

Untuk menghibur hati dan melepas lelah setelah persiapan mengajar,mengajar&bimbingan,saya membaca majalah. Di suatu majalah yg saya baca, saya sangat tersentuh dgn suatu artikel curhat seorang perempuan yg behasil haid&hamil kembali. Cerita ini menjadi luar biasa di mata saya,karena perempuan tersebut telah menjalani operasi pengangkatan ovarium&rahim. SUBHANALLAH:) Perempuan tsb tidak pernah berprasangka buruk&sangat pasrah pd ALLAH SWT,sewaktu dokter memvonis ovarium&rahimnya harus diangkat. Ketaqwa-an dan prasangka baiknya pd ALLAH SWT,diganjar dgn tumbuh kembalinya ovarium&rahimnya,dan ia pun bisa hamil.Dokter yg menangani pun kaget. Hmm,apa sich yg ga mungkin bagi ALLAH SWT...Membaca kisah ini saya jadi bersemangat kembali setelah sebelumnya sempat divonis seorang DSOG tentg keterbatasan kondisi saya untuk bisa hamil lagi. Kun Fayakun. AMIIN.