Jumat, 08 Januari 2010

(ART) Pengalaman Super Pahit

Tulisan berikut merupakan asli pengalaman pribadi saya di masa kecil. Pengalaman ini saya bagi semata mata agar para ibu menjadi lebih berhati-hati dalam memilih ART. Antara umur 2,5- 5,5 thn saya diasuh oleh seorang ART yg sangat kejam. Kedua orang tua saya yg super sibuk (Mama seorang auditor & Papa penerbang) tidak mengetahui apa yg saya alami sehari2. Layaknya anak balita, saya sering melakukan Gerakan Tutup Mulut dikala waktu makan.Dan jika ini terjadi maka si ART dengan kasar akan menjejali kain pel ke dalam mulut saya. Jika saya ngemut makanan, maka tamparan di pipi akan saya terima sebagai konsekwensinya. Dan dengan tekanan2 kekejamannya, saya tumbuh menjadi anak penakut, super pemalu dan rendah diri. Yang saya ingat setelah umur 5 tahun, saya suka kabur sembunyi darinya. Akhirnya ada beberapa orang tetangga yg melihat kekejamannya dan mengadukan ke Mama. Dan wajar akhirnya dia dipecat setelah 3 tahun bekerja di keluarga kami. Namun KDRT yg saya alami belum beranjak jauh. Tak lama kemudian, Mama mempekerjakan seorang Baby Sitter untuk mengasuh adik saya yg masih bayi. BS adik dari seorang tetangga di kompleks kami. Dan sang kakak mengatakan dia ada sedikit gangguan emosional. Sang BS sangat gemar menjelek-jelekkan saya ke para tetangga. Hinaan kuno, bodoh, payah adalah santapan sehari-hari yg saya terima darinya. Alhasil saya menjadi semakin penakut&rendah diri (walaupun sang BS akhirnya juga dipecat karena semakin "aneh"). Yudith kecil selalu meyakini bahwa dirinya adalah anak bodoh. Bahkan walau test IQ semasa TK menunjukkan skor 142, tapi saya tetap percaya saya super bodoh. Ketika kelas 1 SD saya sangat kaget dinyatakan masuk ranking 3 besar. Ketika para ibu teman-teman menyalami, si yudith kecil benar2 tidak bisa mempercayai hal ini. Namun kejadian tersebut membuat saya mulai memupuk rasa percaya diri. Sungguh sangatlah tidak mudah dan perlu waktu lama. Bisa dikatakan, rasa percaya diri saya baru benar-benar pulih setelah saya menginjak bangku SMP. Semoga cerita ini bisa membuat para orang tua lebih berhati-hati dalam memilih ART/BS/Pengasuh para putra&putrinya:)

1 komentar:

  1. Wah feb... Mengerikan sekali masa kecilnya. Uni jd tambah kuat utk gak pake baby sitter. Ikut simpati atas masa lalumu.

    BalasHapus